Khotbah Minggu – 2 September 2012
Introitus : Setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang
yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Matius 7 : 24
Ogen : Ulangan 4 : 1-2, 6-9
Khotbah : Yakobus 1 : 17 - 27
Thema : Dengarkanlah dan Lakukanlah Firman
Tuhan
Pengantar
Ada istilah “mendengar tapi tak menyimak”; bukankah ini seperti berada di
tengah kerumunan orang ramai yang sedang berbicara, kita mendengarnya namun
karena kita ngga peduli maka apa yang dibicarakan oleh orang banyak itu
tidaklah menjadi perhatian kita. Demikian juga dengan kehidupan kekristenan
kita, begitu banyak yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen (pengikut
Kristus) namun pada kenyataannya tidaklah banyak orang yang setelah mendengar
FirmanNya kemudian melakukannya dalam kehidupannya. Kebanyakan mereka kembali
pada kehidupannya masing-masing, melakukan apa yang bagi mereka mau lakukan,
tanpa memandang atau mempertimbangkan ulang apa yang telah mereka dengar
tentang tuntutan Firman Tuhan itu.
Introitus
Apa yang yesus maksudkan adalah
sebuah peringatan bagi orang-orang yang mengaku sebagai pengikutNya. Sebab
banyak orang-orang yang mengaku sebagai pengikutNya, sepertinya melakukan apa
yang dituntutkan padanya demi nama Yesus, namun yang ada pada kenyataannya
adalah kebohongan dan kemunafikan. Yang hendak dikritisi oleh Yesus adalah
“para penjilat-penjilat iman” yang mengaku soleh dan bertaqwa namun semua yang
mereka lakukan adalah untuk kepentingan duniawinya semata. Mendapatkan popularitas
atas nama Yesus. Namun sebaliknya bagi orang yang dengan ketulusannya mendengar
dan melakukan kehendakNya memang benar punya komitmen kuat untuk
melaksanakannya dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Ada jerih dan juang yang
mereka lakukan namun semuanya tetap dilakukan; yang pada akhirnya menurut Yesus
adalah ibarat mendirikan bangunan di atas batu karang. Bangunan itu kuat,
kokoh, dan tidak akan kalah dengan tantangan dan godaan yang ada dari
sekitarnya.
Bacaan
Mungkin kita setuju kalau dikatakan bangsa
Israel adalah bangsa yang sangat sulit untuk menerima pengajaran. Arti sulit
bukan menunjukkan kebodohan mereka tapi kebebalan mereka. Sejarah Alkitab
memperlihatkan bagaimana tabiat dari bangsa ini selama melakukan perjalanannya
keluar dari tanah Mesisr menuju Tanah Perjanjian. Berapa kali mereka mendukakan
hati Tuhan, berapa kali juga Tuhan harus kembali berupaya untuk menunjukkan
bahwa tindakanNya adalah tindakan Kasih yang Tulus untuk memberikan kebebasan
hidup bagi bangsaNya. Namun kebebasan dan pembebasan itu tidak sepadan dengan
perlakuan bangsaNya terhadapNya.
Oleh sebab itu sebelum bangsa ini
memasuki Tanah dimana bangsa ini akan menetap dan hidup, maka tetap dirasa
Tuhan perlu untuk memberikan “garis batas” atau undang-undang atau peraturan sebagai
acuan hidup bagi bangsa ini nantinya. Dan Tuhan sendiri menggarisbawahi bahwa
nantinya apa yang diberikan atau dititahkan oleh Tuhan adalah sebuah “hukum” yang memiliki ketetapan kuat dan tidak untuk
diartikan atau dilakukan seturut dengan kehendak bangsa ini melainkan hanya
oleh kehendakNya.
Dan sebagai dasar pijakan bagi
bangsa Israel untuk berjalan pada ketetapan Tuhan ini adalah “kesetiaan”. Namun
perlu dijelaskan bahwa hanya dengan kesetiaan untuk melakukan apa yang
diinginkan oleh Tuhan inilah yang membuat mereka menjadi bangsa yang
“disegani”. Menjadi sebuah bangsa besar dimana bangsa-bangsa lain akan melihat
adanya suatu kekeuatan besar yang senantiasa ada di sekitar kehidupan bangsa
ini. Juga dengan kesetiaan ini, bangsa Israel akan dibentuk menjadi bangsa yang
memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik ketimbang bangsa yang lain. Bangsa
yang memiliki sikap hidup yang bijaksana dan berakal budi, menjadi bangsa yang
punya Tuhan yang senantiasa dekat dan membela kehidupan mereka.
Tanggungjawab lain yang disampaikan
bagi bangsa ini adalah menyatakan kepada keturunannya kelak tentag cerita
bagaimana Tuhan dengan setianya memimpin kehidupan bangsa ini dan menjadikannya
menjadi bangsa yang besar. Sehingga pada akhirnya, generasi selanjutnya juga
tetap mengenal dan mengandalkan kehidupannya dengan bersandar pada apa yang
diinginkan Tuhan dan bukan pada apa yang mereka inginkan.
Khotbah
dan Pointer Aplikasi
Yakobus menekankan tentang tujuan
Tuhan terhadap keberadaan anak-anakNya. Menurutnya, Tuhanlah yang berupaya
menjadikan kita sebagai “anak sulung”. Pemahaman sebagai anak sulung bisa kita
artikan bahwa kita dibentuk dan dibawa untuk menjadi ciptaan yang terbaik
diantara ciptaan lainnya. Berarti juga menjadi manusia terbaik dibanding dengan
manusia lainnya yang hidupnya bukanlah bernaung pada kewibawaan Tuhan.Nah,
untuk menjadi manusia atau ciptaan terbaik (manusia unggulan), ada beberapa
penekanan yang harus kelihatan dalam perilaku hidup anak-anakNya yaitu :
- Cepat mendengar, namun lambat berkata-kata,
artinya memahami terlebih dahulu secara baik dan benar tentang arti dan maksud
dari setiap perkataan yang didengar. Tidak tergesa-gesa, karena
ketergesa-gesaan bisa membuahkan ketidakbaikan.
- Tidak gampang marah; manusia
unggulan adalah manusia yang mampu mengendalikan emosinya secara baik dan
mengubahkannya menjadi enegi positif yang bisa membangun dan mengembangkan
karakteristik positif dalam setiap laku dan langkah hidupnya.
- Kenal diri; mengetahui bahwa dalam
dirinya masih ada melekat kekotoran dan mungkin kenajisan di mata Tuhan.
Selanjutnya, membuang dari kehidupannya hal-hal tersebut dari kemudian
memberikan keleluasaan bagi Tuhan untuk berkuasa dan mengendalikan
kehidupannya.
- Dan apabila Tuhan sudah menjadi
pengendali kehidupannya maka ia harus terus menerus menambahkan pemahaman akan
kehendakNya dan melakukannya dengan penuh ketulusan dan keikhlasan tanpa
mencoba membuat penggolongan-penggolongan tentang apa yang ingin dan hendak
dilakukannya. Oleh sebab itu juga kata mendengar bisa diartikan juga sebagai
suatu upaya memfokuskan perhatian pada apa yang diperkatakan oleh Tuhan pada
dirinya dan melatih secara terus menerus bagaimana melakukan tuntutan dari apa
yang didengarnya. Dan itulah yang menjadi ibadah sejatinya. Artinya,
kehidupannya itulah yang merupakan wujudnyata dari ibadah dan ketaatan akan
kehendak Tuhan tersebut. Dan kecintaannya serta sukacitanya adalah melakukan
hal-hal baik dan benar yang pada akhirnya menumbuhkan sukacita dan bahagia juga
bagi siapapun yang ada di sekitarnya (tentunya orang-orang yang juga setia
mendengar apa yang dikehendaki oleh Tuhan pada dirinya).
- Selamat mendengar dengan baik setiap
perkataan Tuhan akan tujuan hidup kita dan percayalah kita akan menjadi “putra
sulungNya”.
Pdt. Benhard Roy
Calvyn Munthe
081361131151
Komentar
Posting Komentar